Agar Anak Percaya Diri dan Tidak Penakut
2/05/2018 08:29:00 PM
1 Comment
Putra bu Nurul kok lincah banget dan gampang akrab dengan
orang baru ya. Meski tamu yang datang ke
rumahnya berbeda-beda orang tapi dia kok enak aja ngajak salim. Kalau ditanya
macam-macam kok semua dijawab ya.
Putri bu Sarono juga gitu. Kelihatan percaya diri, pemberani
dan gampang bergaul. Pembawaannya ringan, lincah dan cerdas.
Tapi anakku kok penakut ya. Cenderung pemalu, tertutup dan
sulit diajak komunikasi dengan orang baru. Apanya yang salah? Padahal aku sudah
mendidiknya dengan sungguh-sungguh, memperhatikan dan memenuhi semua kebutuhannya.
Kira-kira begitulah fenomena yang sering terjadi di kalangan
orang tua-dalam konteks ini lebih merujuk pada ibu-ibu-yang berkaitan dengan
keprihatinan mereka terhadap anak mereka. Artikel ini akan berusaha mengurai
dari pangkal hingga ujung dari masalah tersebut.
Penyebab anak penakut
1.Ibunya memang penakut
Banyak lho ibu yang punya sifat dasar penakut. Dia bisa
takut pada binatang tertentu (ini bisa juga diartikan geli atau jijik) misalnya
pada ular, ulat, kadal, tikus bahkan kucing. Ya kucing! Atau takut pada
tahayul, hantu, kepercayaan kuno yang tidak masuk akal dan mitos.
Sebenarnya ibu yang penakut tidak berpengaruh apa-apa pada
sifat anak asal rasa takutnya itu dikonsumsi sendiri, bukan malah ditularkan
pada anak-anak. Saat anak mau memegang bangkai ular misalnya si ibu akan
langsung berteriak, “ Hii Adeek jijik, jangan dipegang”. Anak yang awalnya
tidak punya perasaan apa-apa pada bangkai ular awlnya akan bingung dengan
maksud ibunya tapi lama-lama dia akan ikut-ikutan takut juga.
Contoh lain saat anak tidak mau segera tidur (yang saya tahu
ini lebih banyak terjadi di desa atau pada masyarakat yang tingkat
pendidikannya masih kurang). Ibu akan
menakut-nakuti anak dengan mengatakan: “Dengar suara apa itu, makanya ayo cepat
tidur. Awas lho kalau ga mau tidur nanti ada hantu, dan sejenisnya. Atau saat
ada tetangga yang baru saja meninggal maka malam harinya akan menjadi malam
dengan suasana yang berbeda dibanding malam-malam sebelumnya.
2.Teman-teman pergaulannya penakut dan suka menakut-nakuti
Ada banyak cerita dimana seorang anak yang awalnya sangat
pemberani setelah pindah ke tempat baru dengan teman-teman baru dia berubah
jadi penakut. Ini memang benar dan sulit dihindari. Pengaruh pergaulan bagi
seorang anak memberikan kontribusi yang sangat signifikan dalam perkembangan
karakternya. Pernahkah anda melakukan investigasi darimana kira-kira anak anda
mendapat kata “pocong atau hantu”? Bayangkan adegan ini: Anak anda yang tidak
tahu apa-apa tentang pocong, lalu saat berkumpul dengan teman-temannya mereka
berteriak:” Lariii.. ada pocong”. Pasti
anak anda akan ikut lari dan bisa merasakan aura ketakutan, meski awalnya Cuma ikut-ikutan
aja.
Hari-hari berikutnya anak anda akan menerima banyak cerita
horor dari satu teman berganti ke teman yang lain.
Hal yang sama juga berlaku dalam hal takut pada binatang,
kuburan atau sosok tertentu.
Penyebab anak tidak percaya diri
1.Sering direndahkan, tak pernah mendapat pujian
Anak saya gambarnya tidak bagus (jelek maksudnya he..he).
Tapi kebetulan saya tahu teorinya bahwa kita
harus pintar-pintar membuat anak tetap percaya diri. Tiap kali dia
menunjukkan gambarnya ( yang jelek itu) saya selalu mengatakan bahwa gambarnya
luar biasa bagusnya. Lalu hampir tiap hari dia mampu menggambar kapal, robot,
rumah, sapi dll. Suatu ketika saya heran, kok lama dia tidak menghasilkan karya.
Di saat yang hampir bersamaan saat melihat gambar desanya yang barusan
dikerjakan di sekolahan. “ Lho ini bagus banget Dek, kapan ini bikinnya? Anak
saya menjawab dengan loyo: “Bagus apanya . Kata bu guru gambarku…. (bu guru
menyebut ungkapan bahasa jawa yang artinya “gambarmu gak karu-karuan).
Ibu guru di atas adalah contoh guru yang membunuh rasa
percaya diri anak. Sangat tidak boleh guru berkata demikian, apalagi guru TK.
Apa anda sebagai ibunya sendiri akan
tega memperlakukan anak sendiri begitu? Anak usia PAUD, TK dan SD kelas 1, 2
harus sering dipupuk rasa percaya dirinya dengan cara banyak memuji. Atau
setidaknya jangan merendahkanlah
.
2.Kalah dominasi di kelompoknya dan sering dibully
Ini sangat berbahaya bunda. Apalagi kondisi seperti ini sering tidak diketahui
orang tua. “Keanehan fisik” (menurut teman-temannya) pada anak misalnya tubuh
kecil, terlalu gendut kulit hitam, bicara cadel, rambut keriting kecil-kecil
adalah obyek bully yang sangat populer. Apalagi kalau (maaf) ada bagian tubuh
yang kurang sempurna, makin merajalelalah mereka. Ditambah lagi bila selisih
usia anak-anak dalam suatu kelompok terlalu tidak imbang, maka yang lebih tua
dipastikan lebih mendominasi.
Mendidik anak agar percaya diri dan tidak penakut
Lalu bagaimana caranya agar anak kita bisa seperti anak bu
Nurul dan bu Sartono?
Solusinya pertama adalah dengan memperlakukan anak dengan penuh kasih sayang. Terima dan syukuri
seberapapun bakat dan kecerdasannya. Jangan pernah merendahkan atau menghina
anak kita sendiri. Selalu semangati dia, yakinkan kalau dia adalah baik, pintar
dan berbakat. Sekesal apapun kita tetaplah ingat untuk tidak menghancurkan rasa
percaya dirinya. Memarahi anak itu wajar dan boleh saja, tapi tetap harus
hati-hati mengeluarkan kalimat dari mulut kita.
Solusi kedua adalah jangan menularkan rasa takut, rasa jijik
atau mitos yang selama ini menghantui anda pada anak. Silahkan simpan dan
pertahankan itu untuk anda sendiri. Kalau anda tidak doyan sayur kacang panjang
karena anda pernah melihat ada ulat di dalamnya, anda tak perlu mempromosikan
ketidakdoyanan anda. Biarkan anak lahap makan sayur kacang panjang yang banyak
gizinya itu. Kalaupun ada ulat matang di dalamnya dan ikut termakan ya tidak
apa-apa.Wong ulatnya sudah direbus dengan suhu
100 derajat celcius kok. Selama aman biarkan saja anak bermain dengan
apa saja.
Solusi ketiga adalah anda harus tahu persis anak bergaul
dengan teman macam apa. Cara yang paling mudah adalah dengan membiasakan anak
bermain di rumah atau lingkungan sekitar rumah saja. Biar temen-temannya yang
datang. Mungkin rumah anda akan ramai dan berantakan tapi anda kan mudah
mendeteksi isi dialog mereka, kalimat
mana yang tidak pantas dan anak mana yang kira-kira berpotensi membawa pengaruh
yang tidak anda inginkan.
Sudah. Saya rasa artikel ini sudah cukup panjang.
Mudah-mudahan bisa memberi manfaat. Terima kasih atas kunjungan anda, silahkan
berkomentar dan bagikan artikel ini.
Baca juga Herbal untuk Demam dan Flu
Baca juga Herbal untuk Demam dan Flu
Wah lengkap ini
ReplyDelete